PT Jovindo Solusi Batam merupakan perusahaan perpajakan yang melayani jasa konsultasi perpajakan, jasa pembukuan, dan jasa manajemen. PT Jovindo Solusi Batam siap membantu menangani permasalahan perpajakan Anda. Kali ini, PT Jovindo Solusi Batam akan memberikan informasi terkait pentingnya literasi perpajakan bagi generasi milenial.
Siapa Generasi Milenial?
Orang yang lahir kisaran tahun 1980 hingga awal tahun 2000an disebut sebagai generasi milenial. Istilah “milenial” adalah kependekan dari “millennium” yang berarti “seribu tahun”. Inilah sebabnya mengapa kata “milenial” mengacu pada orang-orang yang lahir antara akhir pertama dan awal milenium kedua.
Generasi milenial tumbuh di masa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat. Mereka adalah generasi pertama yang tumbuh dengan akses internet dan gadget digital seperti komputer pribadi, ponsel, dan media sosial. Teknologi ini memberikan pengaruh besar terhadap cara generasi milenial berkomunikasi, belajar, bekerja, dan menjaga ikatan sosial.
Karakteristik Generasi Milenial
Generasi milenial ditentukan oleh beberapa karakteristik. Namun karakteristik-karakteristik ini tidak bersifat absolut. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Orientasi untuk berkolaborasi
Generasi milenial lebih menyukai bekerja dalam kelompok, berdiskusi dan bertukar ilmu secara terbuka, serta lebih menghargai sudut pandang orang lain. Milenial memiliki keinginan besar untuk membuat perubahan baik di dunia, baik melalui pekerjaan, aktivitas sosial, atau kerja sukarela.
- Sangat Terdidik
Secara umum, karena generasi milenial tumbuh di masa kemajuan teknologi yang pesat, mereka memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan generasi sebelumnya. Dengan banyaknya materi yang tersedia, pengetahuan mereka dapat diperluas melalui pendidikan formal atau informal. Generasi sebelumnya juga mengajarkan di era milenial pentingnya pendidikan dalam mencapai kesuksesan dan kekayaan.
- Bergantung pada Teknologi
Generasi milenial sangat bergantung pada teknologi, khususnya gadjet, karena kemudahan aksesnya terhadap dunia maya. Ketergantungan ini mempunyai dampak baik dan buruk. Salah satu manfaat dari ketergantungan ini adalah kapasitas yang lebih besar untuk memperoleh informasi dengan cepat dan berinteraksi dengan individu di seluruh dunia. Namun karena selalu melihat tampilan gadget, mereka menjadi lalai terhadap keadaan disekitarnya.
- Kepedulian Terhadap Masalah Sosial
Karena aksesnya yang luas terhadap pengetahuan tentang dunia luar, generasi milenial biasanya tertarik pada isu-isu sosial dan lingkungan. Generasi milenial di Indonesia bertanggung jawab atas banyak inisiatif sosial.
- Kesehatan mental
Generasi milenial menderita tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Hal ini mungkin terjadi akibat tekanan teman sebaya, ketidakstabilan ekonomi, dan penggunaan media sosial yang berlebihan. Sudah menjadi hal yang lumrah jika generasi milenial mencari bantuan psikolog atau psikiater untuk mengatasi masalah ini.
Mengapa Literasi Pajak Penting bagi Generasi Milenial?
Indonesia merupakan negara yang penerapan peraturan perundang-undangan yang berlaku diwajibkan baik bagi masyarakat maupun pelaku usaha tertentu. Mengetahui peraturan perpajakan merupakan salah satu aturan yang harus dipatuhi. Masyarakat harus memahami asal muasal pajak dan alasan seseorang harus membayar pajak agar dapat memahami aturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, seseorang harus terlebih dahulu memahami hukum perpajakan melalui literasi perpajakan.
Literasi perpajakan, yang sering disebut dengan perpajakan, mengacu pada kesadaran dan pengetahuan perpajakan, termasuk cara menghitung, membayar, dan melaporkan pajak. Literasi pajak sangat penting bagi masyarakat untuk memahami berapa banyak pajak yang harus mereka bayar dan untuk melacak bagaimana uang kita dibelanjakan. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam mensosialisasikan peraturan perpajakan, khususnya kepada generasi milenial, melalui Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menjadi sangat penting.
Salah satu alasan utama pentingnya literasi pajak bagi generasi milenial adalah karena mereka merupakan generasi terpelajar yang bekerja di dunia digital. Banyak di antara mereka yang bekerja di sektor resmi dan mempunyai penghasilan tetap. Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, mereka berhutang kepada pemerintah untuk membayar pajak secara adil. Untuk sepenuhnya melaksanakan komitmen ini, masyarakat harus terlebih dahulu memahami cara kerja sistem perpajakan, cara menghitung pajak yang harus dibayar, dan cara mengajukan pajak dengan benar.
Literasi perpajakan berkontribusi terhadap generasi milenial menjadi warga negara yang lebih bertanggung jawab. Mereka dapat lebih mengapresiasi pentingnya membayar pajak dan berkontribusi terhadap pertumbuhan negara jika mereka memahami cara kerja sistem perpajakan dan bagaimana pajak dimanfaatkan untuk mendukung berbagai pelayanan publik. Mereka juga bisa lebih kritis terhadap kebijakan perpajakan pemerintah dan terlibat dalam pengambilan keputusan perpajakan.
Namun, tantangan utama dalam meningkatkan literasi pajak di kalangan generasi milenial adalah kurangnya sumber daya dan informasi yang tersedia. Banyak generasi milenial kesulitan memahami kata-kata teknis dan undang-undang perpajakan yang rumit. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menyederhanakan informasi perpajakan dan menyediakan sumber daya yang mudah diakses dan dipahami oleh generasi milenial.