5 Metode Penyusutan Aktiva Tetap

5 Metode Penyusutan Aktiva Tetap

PT Jovindo Solusi Batam adalah perusahaan konsultan pajak yang terpercaya dan telah bersertifikat secara resmi. Kami akan membantu Anda dalam menyelesaikan berbagai permasalahan perpajakan Anda. Kali ini, PT Jovindo Solusi Batam akan berbagi informasi terkait 5 metode penyusutan aktiva tetap. Berikut informasinya.

Aktiva tetap (aset tetap) mempunyai nilai yang semakin menurun dari satu periode ke periode berikutnya. Jika aset tetap digunakan atau dipakai dalam periode tertentu, nilainya menurun. Ini disebut sebagai depresiasi dalam akuntansi.

Pada akhir periode, penyusutan kumulatif aset tetap harus didokumentasikan dalam jurnal laporan keuangan untuk menentukan nilai manfaat yang mungkin diperoleh selama sisa penggunaan aset tersebut.

Mengenal Tentang Jurnal Penyusutan Aktiva Tetap

Jurnal penyusutan didefinisikan sebagai proses mendokumentasikan umur atau nilai aset tetap dalam laporan keuangan pada akhir suatu periode akuntansi.

Jurnal ini disimpan agar perusahaan dapat mengalokasikan biaya dan memanfaatkan nilai aset/peralatan yang diperoleh selama masa manfaatnya.

Dalam jurnal penyusutan, jenis aktiva apa yang dicatat?

Gedung, kendaraan, dan peralatan mesin merupakan contoh aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai.

Selain itu, harga aset tetap yang hanya mencakup aset fisik seperti gedung, mobil, mesin, dan sebagainya mengalami penurunan, kecuali tanah.

Namun, ada aset tetap tertentu yang nilainya justru naik, bukan turun, misalnya tanah.

Tanah, sebagai aset tetap, akan mengalami apresiasi nilainya seiring berjalannya waktu.

Karena nilai aset tetap menurun seiring dengan penggunaannya, hal ini disebut sebagai penyusutan aset tetap dalam akuntansi.

Aktiva tetap harus didokumentasikan sebesar biaya perolehan pada saat pengakuan awal, yang mencakup berbagai faktor yang tercantum di bawah ini.

  1. Harga pembelian (termasuk pajak pembelian tetapi tidak termasuk potongan dan pengurangan).
  2. Biaya-biaya yang dikeluarkan, seperti biaya pengangkutan barang dari asal sampai tujuan.
  3. Menghitung biaya awal pembongkaran dan perakitan kembali aset tersebut hingga siap digunakan.
  4. Saat memperoleh tanah dan bangunan, setiap harga harus dicatat masing-masing.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Ada beberapa unsur yang mempengaruhi biaya penyusutan kumulatif yang harus dilaporkan dalam jurnal, antara lain:

  • Harga Perolehan (Acquisition Cost)

Harga beli mempunyai pengaruh paling besar terhadap biaya penyusutan.

Harga perolehan digunakan untuk menentukan berapa besar penyusutan aktiva tetap yang harus diberikan setiap periode akuntansi.

Harga ini dihitung dengan dikurangi biaya pembelian aktiva tetap sampai siap digunakan.

  • Nilai Sisa (Salvage Value)

Ketika suatu aset dipindahkan atau dihentikan (retirement), estimasi nilai atau prospek arus kas masuknya dihitung.

Tidak selalu ada nilai sisa; ada kalanya suatu aset tidak memiliki nilai sisa karena tidak dijual selama masa penarikan, yaitu diubah menjadi besi tua dan terkorosi total.

Tentu saja hal ini tidak disarankan; akan lebih baik jika aset tersebut dapat didaur ulang.

  • Umur Ekonomi Aktiva (Economical Life Time)

Sebagian besar aset memiliki dua jenis usia: fisik dan fungsional. Usia fisik suatu aset berkaitan dengan keadaan fisiknya.

Suatu aset dianggap mempunyai umur fisik apabila kondisi fisiknya masih baik (walaupun fungsinya telah menurun).

Sementara itu, umur fungsional seringkali dikaitkan dengan kontribusi aset terhadap penggunaannya.

Jika suatu aset terus memberikan kontribusi kepada perusahaan, maka aset tersebut dianggap mempunyai umur yang berfungsi.

Sekalipun suatu aset berada dalam kondisi fisik yang sangat baik, aset tersebut mungkin tidak selalu memiliki umur fungsional.

Umur fungsional, disebut juga umur ekonomis, digunakan sebagai bahan perhitungan dalam memperkirakan pengeluaran penyusutan.

5 Metode Penyusutan Aset Tetap

Besar kecilnya penyusutan aset dipengaruhi oleh pola penggunaan aset. Teknik penyusutan yang paling sesuai umumnya digunakan untuk menangani keadaan ini.

Beberapa metode penyusutan aset tetap untuk memperkirakan nilai penyusutan aset yang dimiliki adalah sebagai berikut:

1. Metode Penyusutan Garis Lurus

Teknik garis lurus adalah suatu metode penyusutan aset tetap dimana pengeluaran penyusutan tetap konstan dari tahun ke tahun hingga akhir keekonomian umum aset tetap tersebut.

Pendekatan garis lurus digunakan untuk mendepresiasi aset yang kegunaannya tidak dipengaruhi oleh jumlah barang atau jasa yang diberikan, seperti gedung dan peralatan kantor, untuk menerapkan “Matching Cost Principle”.

Pendekatan garis lurus digunakan untuk menghitung biaya penyusutan kumulatif sebagai berikut:

Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu / Umur Ekonomi

2. Metode Penyusutan Saldo Menurun

Teknik saldo jatuh merupakan suatu metode penyusutan aktiva atau aktiva tetap berdasarkan perkiraan persentase dari harga buku pada tahun yang bersangkutan.

Besarnya dua kali persentase atau tingkat penyusutan metode garis lurus merupakan contoh penyusutan fiskal.

3. Metode Jumlah Angka Tahun

Besaran penyusutan atau penyusutan aktiva tetap semakin rendah setiap tahunnya dengan menggunakan teknik penjumlahan angka tahun.

4. Metode Penyusutan Berdasarkan Jam Kerja

Pengeluaran penyusutan tetap dihitung dengan menggunakan teknik ini berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan selama periode terkait.

Dengan menggunakan teknik jam kerja, rumus berikut digunakan untuk menghitung akumulasi biaya penyusutan:

Biaya Penyusutan = Nilai Perolehan – Nilai Residu / Perkiraan Jam Jasa

5. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi

Biaya penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan teknik ini tergantung pada jumlah unit produk yang dihasilkan selama periode terkait.

Pengeluaran penyusutan ditentukan berdasarkan satuan hasil produksi, sehingga penyusutan bervariasi seiring dengan perubahan hasil produksi.

Penyusutan merupakan salah satu bahaya penggunaan aset tetap, karena aset akan terdepresiasi seiring berjalannya waktu, mulai dari fungsi hingga nilainya.

Namun, manajemen aset akan memudahkan bisnis melacak depresiasi.

Tidak hanya itu, manajemen aset memungkinkan Anda menjaga nilai aset dan mengembangkan manajemen risiko.

Rumus berikut digunakan untuk menghitung akumulasi biaya penyusutan bila menggunakan metode unit produksi:

Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu / Taksiran Hasil Unit Produksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *